Thursday, April 21, 2011

Berakhirnya Dominasi Inter Milan di Serie A

Berakhirnya Dominasi Inter Milan di Serie A. Kekalahan dari Parma akhir pekan lalu praktis membuat peluang Inter mempertahankan scudeto tertutup. Kekalahan itu juga layak dijadikan sebagai simbol berakhirnya dominasi I Nerazzurri di Serie A selama lima musim terakhir.

Ketika Sebastian Gionvinco dan Carvalho Amauri membobol gawang Julio Cesar, Samuel Eto'o dkk tak bisa membalas sekalipun, jarak Inter dengan Milan melebar menjadi delapan angka. Meski Serie A masih menyisakan lima laga, selisih tersebut terlalu jauh untuk dikejar.

Keadaan sang juara bertahan bahkan lebih kritis. Bukan hanya Il Biscione hampir pasti bakal kehilangan scudetto, posisi tiga yang saat ini mereka tempati berpotensi menjadi milik Lazio di akhir giornata 34. Tak heran kubu Rossoneri sangat senang dengan keadaan ini.

"Tahun lalu kami membuat Inter meraih semua gelar, tapi kini sudah cukup karena sekarang adalah waktunya Milan," ucap Silvio Berlusconi.

"Seseorang berkata Milan telah menyobek logo scudetto dari kaus Inter. Berarti sekarang kami tinggal membutuhkan jarum dan benang guna memasangnya di kaus merah-hitam," timpal Marco Amelia pada Tuttosport.

Kekalahan di Ennio Tardini membuat Inter mengoleksi delapan setback di Serie A. Keadaan tersebut tak pernah terjadi sejak musim calciopoli, yakni 2005/06. Selama 4 musim setelahnya, jumlah kekalahan Inter berurutan adalah 1,3,4 dan 4.

Tanpa persidangan soal kasus pengaturan skor tersebut, posisi Inter di 2005/06 ada di peringkat ke tiga. Posisi itu pula yang kemungkinan menjadi posisi finis musim ini.

Saat ini, Inter memang sulit melawan euforia sepupu sekotanya itu. Faktanya, tim pengkoleksi 18 gelar scudetto itu sedang berada di salah satu periode terburuk di era Presiden Moratti.

Sejak mengambil alih klub pada 1995 dari Ernesto Pellegrini, jumlah kekalahan terbanyak Inter terjadi di musim 1998/99. Ketika itu Ivan Zamorano cs kalah 14 kali dan menyelesaikan musim di peringkat ke-8.

Di milenium ini jumlah kekalahan terbanyak jatuh di musim pertama. Pada 2000/01, Inter kalah 11 kali dan finis di posisi ke-5. Moratti pun sadar dengan kondisi kritis timnya.

Lantas, apa reaksi Moratti guna membenahi  tim? Sejumlah media menyebutkan siklus juara Inter sudah berakhir. Agar siklus itu kembali datang, perlu dilakukan perombakan skuad. Alasannya sederhana, dengan pemain yang lebih segar, kehausan berprestasi pun muncul kembali.

Tak heran kini banyak rumor soal kemungkinan transfer Inter musim depan, termasuk kembalinya Jose Mourinho, baik sebagai pengganti langsung Leonardo atau sebagai direktur teknis. 


Statistik Inter Milan di era Presiden Massimo Moratti:


Musim       Posisi     Main     Menang   Seri    Kalah    Gol        Poin
2009/10 1 38 24 10 4 (75-34) 82
2008/09 1 38 25 9 4 (70-32) 84
2007/08 1 38 25 10 3 (69-26) 85
2006/07 1 38 30 7 1 (80-34) 97
2005/06 1 38 23 7 8 (68-30) 76
2004/05 3 38 18 18 2 (65-37) 72
2003/04 4 34 17 8 9 (59-37) 59
2002/03 2 34 19 8 7 (64-38) 65
2001/02 3 34 20 9 5 (62-35) 69
2000/01 5 34 14 9 11 (47-47) 51
1999/00 4 34 17 7 10 (58-36) 58
1998/99 8 34 13 7 14 (59-54) 46
1997/98 2 34 21 6 7 (62-27) 69
1996/97 3 34 15 14 5 (51-35) 59
1995/96 7 34 15 9 10 (51-30) 54


No comments:

Post a Comment