Thursday, May 5, 2011

Keluarga Bakrie Kuasai 90 Persen Saham RCS Vise, Klub Devisi Dua Liga Belgia

Keluarga Bakrie Kuasai 90 Persen Saham RCS Vise, Klub Devisi Dua Liga Belgia. Klub Devisi Dua Belgia, Royal Circle Sportif Vise resmi menjadi milik keluarga Bakrie. Setelah teken kontrak 15 April, klub ini akan lebih berwarna Indonesia ketimbang Eropa.

Adalah Andika Nuraga (Aga), putra sulung Nirwan Bakrie yang menjadi chairman. Langkah mana yang akan ditempuh dan target apa yang akan direalisasikan sepenuhnya ada di pundaknya.

Pertandingan terakhir RCS Vise vs Antwerpen sekaligus ucapan selamat datang kepada rombongan pers Indonesia. Aga merasa beruntung karena laga berakhir dengan kemangan Vise 3-1 setelah tertinggal 0-1.

Dengan kemenangan itu, posisi Vise di klasmen akhir menjadi no 5 menggeser Antwerpen. Posisi ini aman dari zona degradasi tapi juga tidak promosi.

Di Belgia, setiap musim kompetisi hanya meloloskan satu klub promosi dan satu klub degradasi secara langsung. Klub kedua degradasi atau promosi harus melalui babak play off.

Apakah proses pengalihan kepemilikan berlangsung mudah? Ternyata tidak demikian. Menurut Aga, pihaknya sudah dua tahun mengincar klub ini
(Agen Bola Terbaik, Agen Judi Bola, Agen Taruhan Bola).

Memiliki akademi sepakbola dengan fasilitas latihan yang memadai menjadi pertimbangan utama. Infrastruktur ini akan memudahkan pemain-pemain muda Indonesia menimba ilmu di Belgia kelak.

Menurut Roberto Regis Milano, utusan Bakrie dalam bernegosiasi, sebelumnya banyak klub yang diincar. Stadion Vise memang kecil tapi memiliki sarana pendukung luar biasa.

Bayangkan, klub ini memiliki 10 lapangan untuk latihan anak-anak di lahan luas. Stadion yang dimiliki memang berkapasitas 3000, tapi akan segera ditingkatkan.

Wali Kota Marcel Neven saat dikunjungi Aga dikantornya menyatakan dukungannya. Neven pun berharap klub sepak bola ini menjadi identitas kota yang dipimpinnya, apalagi berhasil masuk Devisi Satu.

Penampilan klub tidak terlalu jelek, potensi pemain cukup mumpuni untuk kelas Devisi 2. Karena itu, menurut Aga kualitas klub ini harus ditingkatkan dengan menyuntikan pemain berkelas.

Musim kompetisi 2012/2013 sudah ditargetkan akan promosi ke Devisi 1. Nah, untuk mendukung itu, pihak klub juga tengah mempersiapkan renovasi stadion yang hanya berkapasitas 3000 menjadi 10.000-15.000 penonton.

Sudah menjadi agenda utama klub bahwa tiga orang pemain Indonesia akan didaftarkan. Belum dipastikan, tapi sudah hampir pasti diambil dari pemain-pemain muda U-18 yang tengah berlatih di Uruguay.

"Komitmen kami memang begitu. Pemain Indonesia harus bermain untuk Vise. Mungkin awalnya tidak mudah, tapi pelatih juga harus memahami misi kami," ujar Aga.

Berlatih bersama dan berkomunikasi dengan pemain lain akan mempercepat pematangan. Menurut Roberto, setidaknya pemain Indonesia masuk daftar pemain cadangan dulu di bench.

Jika memang pemain Indonesia berkualitas dunia, ini akan memotovasi pemain lainnya. Semakin banyak pemain berlaga di kompetisi Internasional, maka harapan lolos ke Piala Dunia bukan impian hampa.

Bermain di Vise dapt disebut sebagai jendela untuk memandang lias ke Eropa. Bila ternyata hasilnya oke, maka dengan sendirinya Vise akan semakin mengentalkan warna Indonesia.

Berapa komposisi saham dan ditargetkan kembali modal memang tidak diungkapkan. "Pokoknya pemilik mayoritaslah. Kapan balik modal juga belum difokuskan ke arah sana," tutur Aga.

Informasi lain menyebutkan bahwa 90 persen kepemilikan klub ada di Bakrie. Itulah sebabnya klub ini sepenuhnya akan dikelola dengan manajemen baru.

Di balik konflik sepak bola nasional, ternyata Bakrie melihat jauh ke depan. Ini langkah paling tepat ketimbang berkutat di dalam negeri yang lebih kental intrik ketimbang karya nyata.

Awal yang sangat baik bagi sepak bola Indonesia. Kapan bibit yang ditanam akan dituai, kita belum tahu. Tapi setidaknya telah terbuat sesuatu.

No comments:

Post a Comment