Friday, June 10, 2011

BERITA BOLA: Franchise Sekolah Sepak Bola (SSB) Semakin Marak di Indonesia

BERITA BOLA: Franchise Sekolah Sepak Bola (SSB) Semakin Marak di Indonesia. Pertengahan Mei lalu, Liverpool dipastikan menjadi klub ketiga yang mulai menancapkan kukunya di kancah sepak bola Indonesia. Setelah Real Madrid dan Arsenal, The Reds ikut membuka Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia. Hubungan baik antara Liverpool dengan British Chambers Indonesia membuahkan Liverpool Football CLub (LFC) Academy Indonesia.

Persis saat Soccer School Indonesia (SSI) Arsenal dan SSB Real Madrid muncul, banyaknya fans fanatik The Reds di tanah air dijadikan alasan didirikannya LFC di Indonesia. Hal ituu diakui Phil Neal, selaku perwakilan The Reds. "Suporter setia Liverpool berkembang dengan pesat di Indonesia. Jumlah orang Indonesia di fun page resmi Liverpool mencapai 500 ribu," ujar Neal.

Menjamurnya SSB berlisensi internasional atau franchise tentu memberikan keuntungan bagi sepak bola Indonesia. Selain menularkan pola latihan ala klub-klub besar Eropa, keberadaan mereka diharapkan bisa membantu pembinaan usia dini.




Sejauh ini belum banyak pemain Indonesia yang bisa mencicipi sepak bola Eropa usai mengikuti pelatihan di SSB franchise tersebut. SSI Arsenal misalnya, sejak berdiri pada tahun 2007, SSB yang dimiliki oleh Imam Arif itu baru mengirimkan dua pemainnya untuk bergabung ke Akademi Arsenal di London, yaitu Ikhsan dan Irfan Fandi Ahmad.

Menurut Nina Raganatha, General Manager SSI Arsenal, skill pemain yang menjadi salah satu tolok ukur sulit dipenuhi. "Tak semua pemain bisa masuk ke sana. Ada seleksi yang harus dilalui," ujar Nina.

Tak pelak anggapan miring pun muncul. Keberadaan SSB franchise dinilai hanya sebagai wadah untuk mencari keuntungan. Jika dibuat persentase, 60 persen dari usaha dagan mereka diperuntukkan untuk sisi komersial.

Yahya Yusworo, Head of Operation LFC Academy mengakuinya. "Saya tidak menampik hal itu. Kami juga mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan. Mencari orang-orang kaya atau katagori pangsa pasar A yang mau bergabung bersama kami," tegas Yahya.

Akan tetapi, tegas Yahya, SSB franchise tentu memiliki keunggulan yang tidak dimiliki SSB lokal. "Liverpool atau Arsenal tentu akan mencari bibit-bibit unggul lewat akademi yang mereka miliki. Oleh karena itu, kesempatan untuk memperkuat atau direkomendasikan ke klub Eropa lainnya terbuka lebar jika anda bergabung ke SSB franchise seperti LFC Academy atau SSI Arsenal."

Banyak keuntungan yang di dapat jika bergabung ke SSB berlisensi internasional. Selain kesempatan di rekrut klub Eropa, pola latihan yang bagus dan dukungan staf jempolan, tentu berdampak positif pada para pemain. Dengan ditangani oleh ahlinya, skill pemain bakal makin terasah.

Meski demikian, hal itu bukan berarti mengecilkan keberadaan SSB lokal. Dewasa ini, SSB lokal di tanah air sudah memiliki proses seleksi dan kompetisi yang jauh lebih ketat. Kualitas pemain pun semakin teruji karenanya. Bahkan, tak jarang pebola jebolan SSB lokal direkrut ke klub-klub profesional.

SSB Asiop Apacinti misalnya, SSB yang baru saja menjuarai Liga Kompas Gramedia U-14 itu tercatat sering menelurkan pemain ke tim level tertinggi sepak bola nasional. Nur Ikhsan yang sempat berkostum Persija Jakarta, hingga Airlangga Sucipto yang kini bergabung ke Persib Bandung merintis karir mereka di Asiop.

"Biasanya seperti itu. Saat ini, saya mempunyai beberapa pemain muda yang cukup bagus. Mereka tidak hanya saya rekomendasikan ke klub ISL, namun juga buat kepentingan timnas," sebut Sutan Harhara, head coach SSB Asiop.

Dengan dana yang lebih minim, SSB lokal pun tak kalah memberikan masa depan yang cerah. Namun, apapun jalur yang ditempuh, Yahya menegaskan semuanya kembali pada tekad dari para pemain.  




No comments:

Post a Comment